Pancasila Buat Rakyat Bersatu, Aria Bima: Saya Kumpulkan Anggota PKI dalam Satu Rumah Kebangsaan di PDI

- 10 Maret 2021, 19:39 WIB
Politisi PDIP Aria Bima menceritakan tentang masa lalunya bahwa ia pernah mengumpulkan anggota PKI di rumah kebangsaan PDI.
Politisi PDIP Aria Bima menceritakan tentang masa lalunya bahwa ia pernah mengumpulkan anggota PKI di rumah kebangsaan PDI. /Tangkapan layar YouTube/CyberTV Indonesia/YouTube/CyberTV Indonesia

PR BEKASI - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima menyampaikan bahwa sudah saatnya kembali kepada tujuan bersama dalam berbangsa dan bernegara.

"Pancasila adalah ideologi bersatu, berarti kita enggak bersatu kan sebenarnya?" kata Aria Bima, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube CyberTV Indonesia pada Rabu, 10 Maret 2021.

Dia menyatakan jika tanpa adanya Pancasila maka tak bisa bersatu, tanpa Pancasila maka akan berbeda, dan tanpa adanya Pancasila perbedaan yang ada di Indonesia membuat saling berseteru.

"Kebhinekaan ini adalah suatu kutukan dari Tuhan, maka para founding fathers kita sepakat Pancasila adalah ideologi pemersatu karena kita tidak bersatu," ujar Aria Bima.

Baca Juga: Sekelompok Pemuda Rusak Fasilitas Hotel untuk Senang-Senang: Kita Sudah Bayar Biaya Tambahan 3 Juta

Baca Juga: Peringati Amien Rais yang Singgung Ancaman Neraka di Depan Jokowi, Taufik Damas: Kamu Bukan Tuhan!

Baca Juga: 4 Bahaya Terlalu Lama Berdiam Diri di Toilet, Wasir Salah Satunya

Dikatakan olehnya, untuk memperkuat itu maka setiap orang harus berperikemanusiaan dan untuk memperkuat kebangsaan haruslah menjalani mufakat dan berdemokrasi.

Aria Bima menuturkan demokrasi adalah bagian untuk memperkuat diri di dalam berbangsa. Di dalam situasi politik jika ada yang berbeda pendapat itu bukan masalah.

"Tapi kalau NKRI harga mati kita enggak mau cara berdemokrasi yang demikian, dengarkan saja. Tapi prinsip demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan individu itu harus dijunjung tinggi ya kita dengarkan," ucapnya.

Dia mengungkapkan, bangsa Indonesia sudah 75 tahun berdiri, masih mencari cara berdemokrasi yang pas, cocok, dan sesuai.

Baca Juga: Bertolak ke Yogyakarta dan Jateng, Jokowi Tinjau Vaksinasi Seniman dan Tokoh Agama

Dari Sabang sampai Merauke masih mencoba-coba pola demokrasi yang cocok. Apabila ternyata kurang cocok, maka akan dibenahi lagi.

"Ini harga mati. Saya melihat bahwa kalau itu menjadi ideologi negara kita sepakat, Pancasila," katanya.

Disebutkan Aria Bima, hal itu bersifat statis, tidak dapat diubah, tetapi kreatif ideologi dan smart ideologi yang memberikan tantangan kepada bangsa antara saat ini dan zaman ketika founding fathers sudah berbeda.

Masa yang lebih berat adalah saat ini karena harus mencari formulasi ideologi yang kontemporer tetapi tidak merusak.

Baca Juga: Simak 5 Tanda Bahwa Kamu Terlalu Banyak Konsumsi Lemak

"Nah kalau saya gesekan sama Bang Dhani, sama Mba Irma, sama Haikal ya gesekan saja tidak usah musuhan. Ini ada HTI, FPI, ya gapapa asal tidak menghancurkan ini, diskusi. Jadi kita tidak perlu musuhan (kalau FPI, HTI dibubarkan)," ujar Aria Bima.

"Sama halnya PKI kita bubarkan tapi anggota PKI jangan dimusuhin, kalau saya mengumpulkan anggota DI/TII, PKI, dalam suatu rumah kebangsaan di PDI, cara PDI," ucapnya menambahkan.

Jadi, dia menjelaskan, putra dari DI/TII, putra PKI, dan putra pahlawan revolusi pernah dikumpulkan di dalam satu wadah kebangsaan untuk menentukan bagaimana jalan ke depan yang sesuai dan nyaman.

Dia menegaskan bahwa intinya adalah jangan sampai kebenaran yang nasionalis lebih progresif.

Baca Juga: China Berencana Ambil Alih Kekuasaan AS di Asia, Perwira Tinggi: Mereka Bisa Invasi Taiwan Pada 2027

"Cara pandang yang dianggap sekuler itu tidak melihat bagian yang dianggap agama yang harus kita perhatikan, kita bukan negara agama atau sekuler, kita negara tengah," ucap Aria Bima.

"Kalangan agama harus didengarkan, kalangan nasional harus didengarkan. Jadi bangsa ini kan bikin negara itu kan enaknya gimana, sejuknya gimana," urai Aria Bima.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah