Heboh Ritual Mandi Bareng Aliran Hakekok, Anwar Abbas: Orang-orang Seperti Itu Secara Kejiwaan Labil

- 13 Maret 2021, 20:45 WIB
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menanggapi soal adanya ritual mandi bersama tanpa busana yang dilakukan pengikut aliran Hakekok.
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menanggapi soal adanya ritual mandi bersama tanpa busana yang dilakukan pengikut aliran Hakekok. /Dok. MUI

PR BEKASI - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas memberikan tanggapan terkait adanya ritual mandi bersama tanpa busana dalam aliran Hakekok di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Anwar Abbas mengatakan, dengan adanya peristiwa tersebut maka perlu dilakukan penelitian oleh para sosiolog, sehingga bisa diketahui apa yang menyebabkan banyaknya warga yang tergabung dalam aliran Hakekok.

Anwar Abbas lantas menilai bahwa orang-orang yang tergabung dalam aliran Hakekok merupakan orang-orang yang ingin mendapatkan sesuatu dengan cepat, meski caranya tidak rasional.

Hal itu disampaikan Anwar Abbas saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Heboh Aliran Sesat".

Baca Juga: Miliki Rating Tertinggi Berdasarkan Survei LSI, Pengamat Sebut Prabowo Subianto Bakal Unggul di Pilpres 2024

Baca Juga: Demokrat Versi KLB Laporkan Andi Mallarangeng ke Polisi, Razman Arif: Mudah-mudahan Ini Bisa Diproses

Baca Juga: Tak Heran Lagu Aurel Sering Trending, Krisdayanti: Follower Banyak, Cuma Satu Bulan Kemudian Hilang

"Itu barangkali perlu diteliti oleh para ahli sosiologi. Tapi biasanya orang yang melakukan kegiatan di luar nalar, ingin menyintas atau ingin menerabas, sehingga menggunakan cara-cara yang tidak rasional," kata Anwar Abbas, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 13 Maret 2021.

Anwar Abbas menerangkan bahwa seharusnya manusia itu hidup berdasarkan sunatullah, sehingga sangat tidak dibenarkan jika ingin mendapatkan sesuatu tetapi dengan cara-cara yang irasional.

"Kita hidup itu di dalam alam yang ada hukum alam dan sunatullah. Kalau ingin kaya, ya ada jalannya. Kalau ingin sehat, ya berobat. Tapi ada orang-orang yang tidak menempuh jalan-jalan yang sesuai sunatullah itu," kata Anwar Abbas.

Baca Juga: Tolak Jabatan di Kabinet SBY saat Ditawari Ani Yudhoyono, Marzuki Alie: Biarkan Saya Besarkan Partai Demokrat

Anwar Abbas lantas menilai bahwa orang-orang yang masuk aliran sesat adalah orang-orang secara kejiwaan labil atau memiliki masalah kejiwaan.

"Dan orang-orang seperti itu, biasanya orang-orang yang secara emosionalitas atau kejiwaan biasanya labil. Jadi disinyalir ada persoalan kejiwaan yang dihadapi oleh orang yang terlibat dalam kegiatan itu (aliran sesat)," kata Anwar Abbas.

Anwar Abbas pun berpesan kepada semua ormas Islam termasuk masyarakat beragama Islam untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar.

Baca Juga: Sindir Moeldoko yang Kudeta AHY, Willem Wandik: 'Abdi Dalem Istana' Deklarasikan Dirinya Jadi Raja Palsu

"Jadi kita harus mempertajam pendengaran dan mata kita, supaya umat kita ini tidak menempuh jalan yang sesat. Ini bukan hanya tanggung jawab MUI, tapi seluruh umat Islam untuk menasihati orang-orang yang keluar dari garis ajaran agama," ucapnya.

"Jadi ormas-ormas Islam dan yayasan-yayasan keagamaan mempertajam mata dan telinganya, supaya peristiwa semacam Ini tidak terjadi lagi.  Ini kan memalukan sekali, terus terang saja. Mereka mandi, bugil, itu kan mencerminkan manusia yang primitif," tutur Anwar Abbas.

Sebelumnya, Polres Pandeglang mengamankan 16 orang penganut aliran Hakekok, yang ditangkap saat melakukan ritual mandi bersama tanpa busana.

Baca Juga: Nazaruddin Bagi-bagi Uang ke Peserta KLB, Taufik Rendusara: Harus Ada Tindak Lanjut KPK, Sumbernya dari Mana?

Mereka melakukan ritual mandi bersama tanpa busana di wilayah Perkebunan Sawit PT Globalindo Agro Lestari (GAL), Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Kamis, 11 Maret 2021 lalu.

Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol. Edy Sumardi mengungkapkan, ritual mandi bersama tanpa busana dalam aliran Hakekok sudah lama ada di daerah tersebut.

Namun, kegiatan aliran tersebut sempat berhenti lantaran pimpinannya bernama Abah Edi meninggal dunia. Kemudian, aliran tersebut diteruskan oleh pimpinan bernama Arya dengan ritual sesat.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah