Namun sayangnya, PIB dinyatakan tak lolos sebagai peserta Pemilu oleh KPU, yang beberapa komisionernya menjadi pengurus Partai Demokrat.
"Lalu PKBN merger dengan PIB (PKBIB) dinyatakan (lagi) tidak lolos sebagai peserta Pemilu oleh KPU, yang beberapa komisionernya kemudian jadi pengurus Partai Demokrat. Kebetulankah?," ujar Priyo Sambadha.
Thn 2008 setelah PKB diambil paksa, partai baru kami PKBN dihadang di Kemenkumham, dinyatakan tidak lolos verifikasi sbg Parpol. Lalu PKBN merger dgn PIB (PKBIB) dinyatakan (lagi) tidak lolos sbg peserta pemilu oleh KPU yg bbrp komisionernya kmd jadi pengurus PD. Kebetulankah? pic.twitter.com/V3o398gKkj— Priyo Sambadha ???????? (@PSambadha) March 14, 2021
Lantas, Priyo Sambadha menyebut bahwa politisi itu biasanya panjang akal tapi pendek ingatan.
Pernyataan itu diduga merupakan sindiran untuk SBY yang kini merasa terzalimi karena adanya Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) oleh kubu Moeldoko, tapi tak ingat bahwa dulu ada partai lain yang juga diambil paksa saat masa pemerintahannya.
"Politisi itu biasanya panjang akal tapi pendek ingatan," ujar Priyo Sambadha.
Seperti diketahui, pada 2008 lalu pernah terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh PKB, yakni kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin Iskandar.
Sempat terjadi perdebatan sengit di antara kedua kubu tersebut, seperti halnya kisruh Partai Demokrat saat ini.
Namun akhirnya, pemerintahan SBY saat itu menetapkan bahwa PKB kubu Muhaimin Iskandar sebagai PKB yang sah di mata hukum dan negara.***