Tegaskan Terorisme Bukan Ajaran Islam, KAHMI Bali: Pemerintah Harus Menangkal Radikalisme Secara Komprehensif

- 30 Maret 2021, 16:37 WIB
Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Bali Umar Ibnu Alkattab tegaskan bahwa terorisme bukan ajaran Islam.
Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Bali Umar Ibnu Alkattab tegaskan bahwa terorisme bukan ajaran Islam. /Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma

"Penegakan hukum harus ditegakkan dengan adil, jadi hukum harus tajam ke bawah, juga tajam ke atas. Selain itu, akses ekonomi juga harus merata, sehingga menciptakan suasana politik yang kondusif," kata sambungnya.

Baca Juga: Soal Temuan Atribut FPI di Rumah Terduga Teroris, Azis Yanuar: FPI Sudah Bubar dan Atributnya Ada di Mana-mana

Menurutnya, KAHMI Bali akan berusaha menjadi minoritas kreatif di Bali dengan tetap membangun solidaritas kebangsaan sebagai karakter khas kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan KAHMI yang inklusif dalam berinteraksi dengan sesama anak bangsa.

"Langkah yang juga penting dilakukan pemerintah adalah mengembangkan literasi keagamaan yang bersifat rasional. Dalam aspek inilah, KAHMI Bali akan bersinergi dengan jajaran pemerintah dan komunitas masyarakat Bali lainnya untuk menangkal radikalisme secara edukatif," tutur Umar Ibnu Alkattab.

Apa yang disampaikan, Umar Ibnu Alkattab juga selaras dengan pernyataan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bahwa penanganan radikalisme di tingkat hulu juga penting diutamakan melalui pendidikan tentang kemajemukan untuk mengatasi masalah radikalisme di Indonesia.

Baca Juga: Soal Fenomena Pasutri Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri, Mantan Teroris: Ini Ciri Khas Jaringan Teroris di Makassar

"Penyelesaian di tingkat hulu dan tengah penting untuk dilakukan. Kalau hulunya tidak diselesaikan akan bahaya, maka penyelesaian di tingkat hulu dan tengah itu penting," kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi di Jakarta, Senin, 29 Maret 2021.

Baidlowi mengatakan, penyelesaian di tingkat hulu tersebut antara lain dengan memperkuat pengajaran tentang pentingnya toleransi dan menjaga kerukunan di negara majemuk.

"Misalnya ajaran-ajaran kemajemukan. Jadi saling tahu tanpa harus saling mengganggu terhadap kehidupan dan asas masing-masing. Itu sebenarnya moderasi beragama itu," kata Baidlowi mengutip pernyataan Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Disebut Tak Tahu Malu karena Masih Eksis di Dunia Hiburan, Gisel: Saya Harus Kerja untuk Menghidupi Anak Saya

Halaman:

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x