Beberapa perusahaan BUMN yang dinilai memberikan penghasilan yang besar pada komisaris di antaranya BRI, BTN, Pertamina, Telkom, dan PLN.
"Ini yang ring satu yang pendapatannya saya perkirakan di atas Rp100 juta untuk seorang komisaris, tapi itu di luar bonus tahunan. Seperti yang Ahok bilang gajinya di Pertamina Rp170 juta, tapi itu di luar bonus tahunan, yang nilainya fantastis, yang bisa mencapai miliaran," tutur Refly Harun.
Refly Harun pun menilai bahwa kini BUMN tengah dijadikan sebuah hadiah bagi para pendukung kekuasaan.
"Sepertinya memang relawan gerah karena beberapa orang merasa tidak kebagian. Tapi sekali lagi, Menteri BUMN adalah kursi panas dan BUMN kini dijadikan semacam reward bagi yang meng-endorse atau mendukung kekuasaan," kata Refly Harun.
Baca Juga: Harga Vaksin Covid-19 di Indonesia Mahal, Fadli Zon: Ada Bisnis dan Mungkin Saja Ada Makelar Vaksin
Sehingga menurutnya, adanya permintaan dari relawan Jokowi itu merupakan gejala-gejala yang tidak sehat dari pemerintah satu ke pemerintah yang lain.
Oleh karena itu, Refly Harun berharap ke depannya BUMN bisa profesional, bukan BUMN yang diayun-ayun ikut gelombang atau arus kekuasan.***