“Kita tidak perlu impor untuk komoditas yang justru menjadi keunggulan kita. Saya harapkan program ini bisa dikawal dengan baik bersama-sama dan tercapainya reformasi dunia pertanian secara modern,” ucap Ganjar Pranowo.
Sementara itu, Sis Apik Wijayanto menjelaskan, Kabupaten Klaten dipilih karena memiliki keunikan.
Klaten diketahui sebagai pusat penghasil beras Rojolele yang merupakan varietas asli Klaten atau bisa disebut beras Delanggu.
Beras Rojolele ini dikenal lebih nikmat daripada daerah lainnya karena diyakini ditanam di tanah dan air yang tak dimiliki daerah lain.
Baca Juga: Bulan Suci Ramadhan, Ribuan Botol Miras Dimusnahkan di Majalengka
Sis Apik juga menjelaskan peran Badan usaha milik desa dalam mendorong optimisme program milenial smartfarming tersebut.
“Peran Bumdes di desa ini pun menambah optimisme kami bahwa program ini dapat dijalankan dengan baik. Namun yang tidak kalah penting adalah adanya peran milenial,” ungkap Sis.
Memilih Bertani
Sementara itu, peran milenial pada ekosistem yang ada sudah terlihat dengan hadirnya Rangga, seorang pemuda kelahiran tahun 1990 yang memutuskan berhenti dari tempatnya bekerja di perusahaan konsultan minyak dan gas.