Kasus kematian di Bekasi saat itu benar-benar membludak. Setiap hari bisa lebih dari 10 jenazah yang dimakamkan.
Ambulans bolak-balik bergantian mengantarkan jenazah dari pagi hingga malam.
Sirine ambulans membuat warga sekitar pun merasakan kepanikan luar biasa.
Dari cerita Santa, petugas penggali kubur di TPU Wanajaya, Kecamatan Cibitung, dirinya pun merasakan kelelahan yang luar biasa.
Baca Juga: Anies Baswedan Larang Ziarah Kubur, Semua TPU di Jabodetabek Ditutup Selama Idul Fitri
Saat kasus mencapai puncaknya, sekitar Juni-Juli lalu, rata-rata ada 13-17 jenazah yang dikuburkan di TPU Wanajaya.
Mayoritas di antaranya jenazah pasien covid-19.
“Jadi kalau dibanding sama di luar covid-19 mah jauh. Biasanya ada tiga sampai lima jenazah, kemarin sampai belasan,” ucap dia.
Sejak pagi, penggali kubur di TPU Wanajaya yang berjumlah tujuh orang terus menggali liang lahat.
Kemudian mereka mengenakan alat pelindung diri (APD) untuk menurunkan jenazah dari ambulans.